Sabtu, 23 Agustus 2008

Berbusana dengan batik traditional


Batik sudah tidak asing lagi kita mendengarnya, karena dalam saat kondisi resmi atau tidak, seringkali kita melihat orang berpakaian batik. Banyak para designer karya-karya terbarunya konsisten mengangkat batik sebagai busana yang tak lekang oleh waktu dengan menghadirkan desain yang kasual nan eksotis dari bahan katun, sutra, dan organdi.Batik tidak harus glamor , batik juga bisa kasual, atau banyak melakukan modifikasi.

Sejak 2 tahun terakhir, busana batik semakin marak dipopulerkan di Indonesia. Modelnya yang semakin modern dan mengikuti perkembangan mode, membuat busana ini semakin diterima oleh masyarakat luas.

Sekitar 50 trend busana batik terbaru diperkenalkan di gedung Sapta Pesona, Jakarta. Trend terbaru rancangan desainer-desainer terkenal Indonesia ini meliputi batik santai, batik formal, gaun malam batik, serta batik modern. Peluncuran trend terbaru batik ini sekaligus menyukseskan program “Batik is Cool” yang dimulai pada tahun 2007 lalu.

Mode batik yang mengikuti perkembangan zaman pertama kalinya diperkenalkan oleh perancang busana Edward Hutabarat pada tahun 2006. Lewat kreativitas tangan para perancang, busana batik-pun semakin semakin -booming di Indonesia. Tak heran bila di berbagai tempat keramaian seperti bioskop, kantor, kafe dan lainnya, batik menjadi seragam baru.

“Saya suka menggunakannya karena desain bajunya lucu-lucu dan in untuk zaman sekarang. Model bajunya yang bermacam-macam juga membuat kita bisa menyesuaikan mood dengan busana kita,“ ujar salah seorang pemakai batik.

Menurut Profesor Masakatsu Tozu, wakil dekan fakultas ilmu politik dan ekonomi universitas Kokushikan Jepang, Batik di Indonesia memiliki arti yang lebih dari sekedar busana, Batik juga merupakan perekat dan pemersatu bangsa, hal ini bisa terlihat jelas ketika batik di-klaim sebagai milik negara Malaysia, kontan segenap masyarakat Indonesia langsung bersatu mengekspresikan kejengkelannya di depan kedubes Malaysia.

Arti kata batik: para sarjana ahli seni rupa, baik yang berkebangsaan Indonesia maupun yang bangsa asing, belum mencapai kata sepakat tentang apa sebenarnya arti kata batik itu. Ada yang mengatakan bahwa sebutan batik berasal dari kata tik yang terdapat di dalam kata titik. Titik berarti juga tetes. Memang di dalam membuat kain batik dilakukan pula penetesan lilin di atas kain putih. Ada juga yang mencari asal kata batik di dalam sumber-sumber tertulis kuno. Menurut pendapat ini, kata batik dihubungkan dengan kata tulis atau lukis. Dengan demikian, asal mula batik dihubungkan pula dengan seni lukis dan gambar pada umumnya.

Cara membatik: alat untuk membatik ialah canting. Terbuat dari bambu, berkepala tembaga serta bercerat atau bermulut, canting ini berfungsi seperti sebuah pulpen. Canting ini dipakai untuk menyendok lilin cair yang panas, yang dipakai sebagain bahan penutup atau perlindung terhadap zat warna. Sebelum pembatik melelehkan lilin di kain putih, banyak langkah yang harus dilalui dulu oleh kain itu. Perkerjaan persiapan berupa pencelupan dalam minyak tumbuh-tumbuhan serta larutan soda, gunanya untuk memudahkan lilin melekat dan zat warna meresap